Fris Sangkara

Join !!!!

bisnis internet

Ayo gabung !!!!

Senin, 30 Agustus 2010

" 1000 Kisah Tentang Ibu "


Pada tahun 01 Februari tahun 2010, kami membuat suatu kelompok persahabatan yang dinamakan " FRIS SANGKARA :, beranggotakan 5 orang. Banyak keluh resah membuat kelompok bermain ini, banyak minuman-minuman fitnah yang kami dapat, tetapi kami bisa melaluinya. Setelah Fris Sangkara berdiri beberapa bulan, masalah datang. Kami dituduh kegiatanya hanya berpetualangan malam, berfoya-foya, dan berpacaran. Dan pada akhirnya kami disuruh untuk meminta / memberitahu kepada Ibu tentang Fris Sangkara. Alahmdulillah, Ibu kami semua menyupport, tetapi ada salah seorang anggota kami keluar, gara-gara tidak diperbolehkan oleh Ibunya. Ibunya tidak memberi izin karena ibunya berpikiran bahwa kami ini adalah genk. Apaboleh buat, kami hanya memasrahkan anggota kami keluar, karena kami porcaya bahwa tanpa kehadiran restu ibu semua tidak akan berjalan dengan lancar. Setelah kejadian itu anggota kami hanya bertinggalkan 4 orang. Tetapi, tanpa kehadiranya satu orangpun tidak menjadikan kami putus asa, sampai sekarang kelompok bermain kami masih utuh. Mungkin tuhan sudah mentakdirkan yang terbaik. AMIN .....

Saya akan bercerita tentang ibu ......
Apa sumber motivasi terbesar dalam hidup? Mungkin jawaban yang tepat adalah CINTA!! Cinta di sini bukan hanya berarti hubungan sepasang insan berlainan jenis, namun lebih kepada cinta universal. Cinta seorang ibu / ortu pada anaknya atau sebaliknya.. Inilah kekuatan terbesar yang dimiliki yang bisa menjadi sumber motivasi bagi semua orang.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar”

———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-

KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya ada duit”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tak biasa tinggal negara orang”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”

———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.]

" Cerita Tentang Ibu Yang ke-dua :

1. "Ketika Aku ( tuhan ) menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "

2. "Aku ( Tuhan ) memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

3. "Aku ( Tuhan ) memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "

4. "Aku ( Tuhan ) memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "

5. "Aku ( Tuhan ) memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "

6. "Aku ( Tuhan ) memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahawa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu "

7. "Dan akhirnya, Aku ( Tuhan ) memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan walaupun kadangkala dia tidak memerlukannya."

Tahukah kamu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya – tempat dimana cinta itu ada."

" Cerita Tentang Ibu Yang ke-tiga :

Seorang ibu meminta tolong anaknya untuk membantunya mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Kebetulan hari itu, ia harus menghadiri acara keluarga. Maka diambil secarik kertas, ditulisnya apa yang harus dikerjakan si anak, dan kemudian ditempel di pintu lemari es, agar pesan yang disampaikannya terbaca oleh si anak.
Menjelang sore si ibu hadir kembali di rumah, kemudian ia membaca secarik kertas yang tertempel di dinding lemari es, nampak tulisan si anak yang tersusun rapi.

1. Cuci Piring: Rp. 10.000,-
2. Ngepel: Rp. 20.000,-
3. Cuci Baju: Rp. 45.000,-
4. Seterika: Rp. 30.000,-
5. Masak Nasi: Rp. 15.000,-
6. Siram Tanaman: Rp. 20.000,-

Raut wajah si ibu nampak biasa saja setelah membaca tulisan sang anak, sangat tenang. Kemudian ia kembali mengambil kertas kosong, menulis dan menempel kembali di pintu lemari es.

Sejurus kemudian sang anak terbangun dari tidurnya, dengan santai ia menuju lemari es karena nampak haus sekali. Ia lihat ada secarik kertas dan kemudian membacanya.
1. Mengandung Kamu 9 Bulan: Rp. 0,-
2. Menyusui Kamu Selama 2 Tahun: Rp. 0,-
3. Menunggui Kamu Siang-malam Saat Bayi: Rp. 0,-
4. Membawa Kamu ke Dokter Ketika Sakit: Rp. 0,-
5. Menyekolahkan Kamu: Rp. 0,-

Setelah membacanya, nampak sang anak termenung dan butir-butir air matanya mulai mengalir membasahi pipi, sebuah penyesalan yang sangat dalam. Tanpa tunggu waktu, ia bergegas mencari ibunya, bersimpuh di kakinya sambil mencium dan meminta maaf.
Dengan penuh kasih sayang, si ibu meraih tangan si anak, mengangkatnya serta memeluknya, sambil membisikkan kata "Ibu selalu memaafkanmu sampai kapanpun, karena kamu adalah mutiara bagi ibu". Dipandangi wajah anaknya dengan senyum, lalu ia berkata "sekarang bergegaslah kamu berwudhu, sebentar lagi maghrib datang, kita sholat bersama memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan kekuatan, kesabaran, kesehatan serta ridho-Nya". Amin.

Cerita Tentang Gery Chocolatos :

Awalnya sih gw ga begitu peduli ama yg beginian, tapi kemaren pas hari Sabtu kejadian aja gitu. Jadi gini, gw emang suka bgt ama Gery Chocolatos. Ya, coklat stik batangan yg mirip dengan sesepuhnya dulu, Astor, emang sering gw konsumsi belakangan ini. Secara emang enak dan…… enak, apalagi kalo dingin, ya cocoklah. Buat lo yg belom pernah makan, cobain gih…Gopek ini doank!!

Hari Sabtu kemarin, sepulang dari sekolah, gw langsung ke suatu toko deket sekolah gw, secara gw laper abis sekolah. Ya weis, sekalian beli Gery donk!! Biasanya, gw beli Gery itu 3-4 kotak, isi 1 kotak = 5 Gery, dengan harga perkotaknya gw ga tau, secara gw ambil aja gitu ga itung”. Belajar dari pengalaman, biasanya kalo gw beli eceran di warung-warung, harga 1 Gery = gopek alias Rp. 500. Asumsinya, kalo di jual eceran dengan harga segitu, udah pasti si penjual ambil untung donk. Mungkin aja harga aslinya sekitaran Rp. 400 – 450. Berarti, dengan kemampuan berhitung gw yg sangat sangat mumpuni, harga 1 kotaknya sekitar Rp. 2.000 – 2.250.

Entah knapa kemarin gw cek harga persatuannya di suatu toko, ternyata Rp. 590. Ok aja sih ama gw, ga masalah. Toh masing-masing warung ataupun supermarket berhak mendefinisikan harga mereka masing-masing. Tapi anehnya, harga 1 kotak yg isinya 5 Gery, dijual dengan harga Rp. 3.600an, anehkan?? Seharusnya, kalopun mereka mau pukul rata, okelah bisa dijual dengan harga Rp. 3.000, tapi ini Rp. 3.600, kemana 1 lg Gery-nya?

Sebenarnya mungkin itu trik dagangnya mereka juga kali ya. Mungkin justru dari situ mereka bisa ngambil untung. Daerah abu-abu antara benar dan salah. Intinya, sebagai konsumen, kita-lah yg musti pandai-pandai. Kalo mo belanja di liat dulu baik-baik, cek dulu harga ecerannya, karna kalo beli sekotak belom tentu lebih murah.